Mengantar Istri Menjalani Hobi Barunya, Trail Run
Rombongan (dok.pri) |
Pada dasarnya trail run adalah olahraga atletik dan sudah disahkan sejak 2015 sebagai cabang dari Atletik.
Yang membedakan
tentunya adalah tempatnya berlari. Trail Run lokasi berlarinya ada di alam
bebas, Gunung, Hutan maupun Pantai. Seperti lari lintas alam.
Berlari di medan
seperti ini tentunya membutuhkan ketahanan fisik yang lebih, apalagi yang jarak
jauh, mental juga harus tebal.
Sekarang trail
run mulai digemari dari berbagai kalangan terutama kaum menengah perkotaan yang
bisa mendapatkan double manfaat, hiling sekaligus sehat fisik dan ada bonusnya,
menurunkan berat badan.
Hobi ini ternyata
sampai juga ke Istri saya, yang memang sebelumnya sudah sering berlari di dalam
kota. Ketika mendaki gunung pun dia juga berlari. Beda dengan saya yang kalau
naik gunung jadi penyapu.
Saya juga sering
masuk hutan tapi naik MTB tidak berlari. Bahkan pernah tersesat, pernah juga
menembus kampung terpencil di tengah menggunakan sepeda tentunya.
Setelah banyak
menjalani latihan, akhirnya pengen ikut even Trail Run. Targetnya gak
muluk-muluk hanya ingin merasakan ikut dalam sebuah perlombaan sekaligus mengimplementasikan
latihannya selama ini.
Akhirnya pilihan
jatuh Di Mesastila 100 kategori 12 Km. Sengaja memilih yang paling pendek dulu,
karena memang baru pertama kali ikut. Daftarnya sudah 6 bulan sebelumnya.
Setelah
berkali-kali latihan, akhirnya hari itu datang juga. Kami berangkat ke resort
Mesastila tempat Trail Run akan diadakan. Dengan adanya Tol jarak menjadi
semakin dekat. Tidak lama kami sudah sampai di Pintu Tol Bawen.
Karena saat itu
tepat jam makan siang, maka kami putuskan untuk mampir dulu di Ayam Goreng Bu
Toha. Yang berada di pinggir jalan nasional Salatiga – Semarang. Jika lewat Tol
Belok kiri ambil arah Salatiga, tidak jauh hanya sekitar 5-10 menit sebelah
kiri jalan akan terlihat warung tersebut. Sebelah kanan jalan ada juga
cabangnya. (searching saja di maps).
enak, harga bersahabat (dok.pri) |
Rumah makan ini ramai sekali saat makan siang, jadi harus sabar menunggu giliran mendapat kursi. Tidak ada proses yang menghianati hasil, rasa makanannya sebanding dengan perjuangan menunggu tempat duduk.
Setelah mengisi
perut, kami menuju resort tersebut. Gerimis mengiringi kedatangan kami. Setelah
melakukan registrasi ulang sekaligus mengikuti tekhnikal meeting yang didakan
ditempat yang sama.
Karena dilakukan
di pendopo, saya dan rombongan suporter bisa turut mengikuti acara tersebut. TM
sendiri dilakukan dengan santai namun serius. Panitia tampak sangat pofesional
dalam penyelenggaraan even yang ternyata Internasional ini. Peserta dengan
seksama mengikuti TM ini.
Sekilas, dari
mereka tampaknya sudah berpengalaman mengikuti event Trail Run dan seperti kami,
tidak hanya peserta yang mengikuti tapi juga ada keluarga maupun teman yang
hanya mengantar. Saya sengaja berdiri
agak jauh, bukan karena apa, tapi karena saya satu-satunya yang merokok disitu.
Saya heran orang sebanyak itu tapi tidak ada yang merokok.
Setelah selesai
TM kami segera beranjak ke tempat penginapan – kami tidak menginap di
mesastila,karena kami kurang cocok soal harga, terlalu mahal-
Beranjaknya kami
dari Mesastila Resort berbarengan dengan Kelas 75 KM yang akan start Pukul
16.00 WIB. Istri saya yang sejak memulai hobi ini mengikuti pesohor maupun
instragamer yang hobi berlari terutama trail run bertemu dengan salah satu
Instagramer tersebut.
bersama Ig @novita.www (dok.pri) |
Sore itu mbak Novita
mengikuti kelas 75 KM yang COT nya 24 Jam. Saya hanya bisa mbatin, kuat sekali,
mereka yang ikut kelas ini. Membayangkan seorang perempuan yang berlari
sepanjang malam melewati hutan, naik gunung tidak tega rasanya. Apalagi hujan
mengguyur dengan derasnya.
bersama adik kelas, Sigi Wimala (dok.pri) |
Start untuk kelas
12 Km dilakukan Minggu pagi jam 6.30 WIB, sebelumnya sudah start terdahulu
untuk kelas yang lain. Tidak banyak agenda dan pidato berkepanjangan, tepat
sesuai jadwal peserta di berangkatkan.
sebelum start (dok.pri) |
1 jam berikutnya
para pelari kategori 12 K sudah mulai masuk garis finish, diselingi kategori
yang 50 Km maupun 25 Km. kami para suporter dari Aspala menunggu di didepan
mesastila. Bersama suporter lain dan tim keamanan yang sibuk mengatur jalan.
masih di jalan (dok. ig @belajarfotografi) |
Saya agak gelisah
karena istri saya yang kali ini ikut bersama mas Kaji Andik, belum kunjung tiba
walaupun 2 jam telah berlalu. Para pelari semakin banyak yang masuk ke finish.
Tak berapa lama akhirnya mereka berdua muncul dari persimpangan. dengan
bersorak-sorak kami pun menyambut kedatangan mereka.
Dan mereka masih
berhak untuk mendapatkan medali dan kaos finisher karena belum melewati COT.
Kalau lebih dari 3 jam sejak start maka tidak berhak atas keduanya.
finisher (dok.pri) |
Berlagak seperti
pelatihnya, saya pun menanyai istri saya bagaimana medannya, ternyata lebih
berat saat latihan. Namun mereka berdua tadi telat sekitar 20 menit karena
menolong seorang peserta yang kram ditengah jalan.
saudara baru (dok.pri) |
Namun tetap harus disyukuri karena posisinya masih peringkat 19 kategori 12 Km Female. Peringkat hanyalah angka, hanya bonus berbuat baik kepada orang lain pun juga sebuah prestasi tersendiri
Akhirnya rasa
penasaran bagaimana rasanya ikut event trail run sudah terjawab. Akibatnya jelas,
ketagihan ikut event serupa.
Saya ingat kata-
kata disebuah pintu masuk perumahan tentara ”Kami Bukan Yang Terbaik Tapi Kami
Adalah Yang Terlatih”.
Tentunya untuk
mengikuti event seperti ini perlu latihan yang intens. Seperti kata pepatah
Practice Make Perfect. Karena tanpa latihan yang intens, berkesinambungan
hasilnya tentu kurang memuaskan. Karena dengan terlatih akan menjadi yang
terbaik.
Selain latihan
tentunya juga, Trail run saya kira hanya butuh sepatu yang nyaman untuk
berlari. Tas punggung juga perlu sebagai wadah botol air minum.
Komentar
Posting Komentar