Pendakian Anjasmoro (Legal atau Ilegal?) Yang Penting Naik Gunung.

Pegunungan Anjasmoro dari Rolak70

Begitu dengar kata Anjasmoro pasti orang akan mengira nama artis. Kalau belum tahu, amatilah pegunungan yang tampak ketika kita menuju Surabaya lewat Tol atau jalan nasional Jombang-Mojokerto di sebelah kanan,  yang kelihatan ada puncak lancipnya, itulah pegunungan Anjasmoro, yang tampak bersambung dengan Arjuno, Welirang dan Penanggungan.
Menurut beberapa ahli, Anjasmoro merupakan kipas aluvial dari Arjuno. Salah satu yang berpendapat demikian adalah Alfred Russel Wallace yang pernah ke Wonosalam.

Pegunungan ini memang memiliki beberapa puncak yang menjadi tujuan mendaki. Baik yang resmi oleh Tahura maupun yang dibuka oleh masyarakat. Yang resmi dibuka oleh Tahura R. Soerjo  selaku pengelola pegunungan yang saat jaman Majapahit disebut "wilayah hutan alang-alang sumber mata air" adalah Gunung Pundak (1400 mdpl) dan Watu Jengger(1100) Atau sekalian naik ke Arjuno Welirang.

Sedangkan yang dibuka oleh masyarakat antara lain Puthuk Gragal, Gunung Buthak B-29 dan yang menjadi Idola dan membuat penasaran tentunya Puncak Cemorosewu Anjasmoro (2200mdpl).

Sempat ramai berbagai pemberitaan maupun media sosial yang mengutip pernyataan dari pihak Tahura bahwa Gunung Anjasmoro, khususnya Puncak Cemoro Sewu akan ditutup. Untuk melindungi keanekaragaman hayati yang ada disitu. Kalau menurut saya pribadi yang kebetulan pernah dua kali kesana, itu bukan ditutup tapi memang tidak pernah dibuka. 

Tahura akan kesulitan untuk mendapatkan akses menuju wilayahnya. Karena tanah di sekitar adalah milik masyarakat. Sehingga Tahura kesulitan membangun dan menempatkan pos pengamanan maupun pos tiket masuk. Makanya sekalian saja tidak pernah dibuka. Ini tentunya akan berbeda jika ada akses yang menjangkau wilayah milik Tahura. Mungkin sudah dibuka untuk umum.

MENDAKI ANJASMORO VIA WONOSALAM

tampilan di google earth hasil tagging mas Hendri

Gunung Anjasmoro dengan berbagai misterinya ternyata membuat penasaran para pendaki maupun para trail runner untuk menaklukkannya.

Yang sering jadi jujugan adalah Puncak Cemorosewu. Puncak ini bisa didaki secara tik-tok bagi yang hanya punya sedikit waktu ataupun nge-camp bila punya waktu luang. Biasanya orang akan mendaki lewat Pos Kancil yang ada di Desa Carangwulung Wonosalam. 

Untuk kendaraan umum menuju Wonosalam lumayan susah, karena memang tidak ada trayek angkutan menuju Wonosalam setelah dari Jombang. Dulu ada Bis Damri tapi sepertinya sudah tidak beroperasi lagi. Jadi harus ngojek atau sewa mobil jika rombongan. Kalau kendaraan pribadi atau sepeda motor relatif mudah. Klik di google maps "pos pendakian anjasmoro" nanti akan keluar tampilannya dan tinggal mengikuti. Pos Kancil ini tempatnya di dalam Kampung Adat Segunung. 

tampilan maps di android

Letaknya pos kancil ini ada disamping Masjid Jabal Nur, yang dipojokan. Tidak sulit untuk nengeri/menandai,  kalau kelihatan masjidnya tandanya berarti anda sudah sampai.  Ada plang POS SINGGAH I KANCIL.

 Pos Pendakian Anjasmoro (Pos Kancil)

Sesampainya di pos tersebut temui saja Cak Kancil. Seperti orang desa pada umumnya. Kurus langsing, relatif pendiam ketika awal bertemu. Namun setelah ngobrol beberapa saat orangnya sangat ramah dan "blater".  Di kaca rumahnya yang sekaligus jadi basecamp banyak sekali tempelan stiker dari berbagai Kelompok Pecinta Alam dan di sisi lainnya ada sebuah peta pendakian yang akan memandu kita naik ke puncak Anjasmoro.

Cak Kancil, pakai kemeja kedua dari kanan
Setelah "kulonuwun" segera persiapkan diri untuk naik. Kalau membutuhkan air, disekitar rumah cak kancil ada air pegunungan yang terus mengalir melalui pipa-pipa, ambil saja, gratis. Tapi kalau mau air kemasan bisa beli di warung depan rumah Cak Kancil. Kalau tutup, minta tolong untuk diantarkan di toko terdekat. Karena di Anjasmoro ini tidak ada warung/penjual.

Untuk menuju Pos 1, ada dua jalan yang bisa ditempuh. Jalan desa seberang basecamp atau yang lebih ke timur lagi. Tapi kebanyakan lewat seberang basecamp. 

Selepas menyeberangi jalan aspal kita akan langsung  menemui jalan beton yang menanjak. Seharusnya  sekitar 20 meter setelah belok kanan, langsung belok kiri , jika  ada jalan setapak langsung ikuti saja karena untuk naik ke punggungan bukit. - banyak yang keliru jalan ketika disini, banyak yang lurus. Karena papan penunjuknya ada dibalik pohon arah sebaliknya. 

Setelah sampai diatas kemungkinan untuk tersesat kecil, karena memang cuma ada 1 jalan setapak. Jalan satunya juga bertemu disini. Hati-hati melewati jalan ini karena ini merupakan properti pribadi. Banyak Kandang kambing milik masyarakat di kanan kiri. Disini kita masih banyak menemui pipa air dan tandon milik masyarakat. Jadi jangan khawatir kehabisan sumber air. Tapi jangan ngawur juga, main patahkan pipa sembarangan.

Jalan disini relatif landai, hanya ada satu tanjakan untuk menuju Pos 1. Hati-hati melewatinya karena sempit dan dipinggir jurang. Walaupun tidak dalam, tapi kalau jatuh lumayan. Lumayan Malu ha ha ha.

Pos 1 Watu Tretes

Pos 1 (Watu Tretes) sendiri berada atas punggungan yang hanya ada tanda papan bertuliskan POS 1. Bisa Istirahat sebentar disini tapi jangan terlalu lama. Kalau terlalu nyaman bisa ketiduran disini. he he he

Start Tanjakan Mbok-mbok

Medan pandakian di tanjakan mbok-mbok

Selepas Pos 1, tanjakan mbok-mbok sudah menunggu di depan mata. Tidak usah takut hanya tanjakan. he he he. Pasti bisa dilalui, walau kadang harus merayap.  Tanjakan ini mungkin setara gedung 12 lantai. Didaki siang pun akan sangat nyaman karena memang sudah masuk ke vegetasi hutan. Kanopi alam akan melindungi kita dari terik matahari. 

Pos 2 Lumpang (disini juga pernah ditemukan lumpang batu)

Pos 2 ini berada di bawah pohon besar dan tidak terlalu luas. Hawanya memang sejuk namun sepertinya kurang "bersahabat". Pos 2, memang didesain hanya sebagai persinggahan untuk mengistirahatkan kaki setelah dihajar tanjakan mbok-mbok. Tempat ini tidak bisa untuk berkemah. 

Tim Aspala di Pos 2
Waktu tempuh dari Pos 2 ke Pos 3 tidak terlalu lama. Sebelum Pos 3 kita akan ketemu dengan sebuah pohon besar dengan akar membentuk seperti gapura yang seolah-olah membawa kita masuk kedunia lain.

konon "penunggunya" berwujud tentara kerajaan 

Pos 3 Pring Rusak, disinilah kita bisa beristirahat dengan nyaman. Jika air habis tinggal turun ke sumber air, jaraknya tidak terlalu jauh. Walaupun air sedang tidak habis tetap cobalah turun, sekedar untuk menyegarkan badan. Karena airnya yang bersumber dari pegunungan tentunya sangat berkhasiat.-menghilangkan haus-.

Pos 3 (Pring Rusak)

Disini tempatnya cukup luas dan bersahabat. Paling ideal untuk nge-camp bisa muat sampai 10 tenda.
tempatnya luas
Konon kata Cak Kancil, tempat itu sengaja ditanami "penjaga" karena dulu sering rusak oleh penjarahan rebung yang sangat marak waktu itu. Tapi tenang tidak akan mengganggu anda kecuali anda mau menebang semua pohon bambunya.

Setelah Pos 3 masih ada tanjakan yang seakan tidak ada habisnya dan tentunya terjal dan curam. 

Hutan Panjang Siang Hari

hutan panjang saat pendakian malam

Penyiksaan berakhir setelah masuk hutan panjang, dengan jalur lebih landai berlanjut sampai di Pos 4 (Puncak Bayangan). Tempat ini sudah lebih tinggi dari Gunung Pundak (1585mdpl) atau Gunung Penanggungan (1653mdpl).

setidaknya sudah sampai puncak, walaupun cuma bayangan

Disini adalah favorit pendaki untuk mendirikan tenda. Dengan tempat yang relatif luas dengan 2 bagian atas dan bawah. Jika malam dinginnya sangat menusuk. Namun juga tempat yang tepat untuk mencari milky way. Pos 4 ini juga persimpangan pendakian dari Jalur Desa Jarak.

puncak bayangan lapangan atas
puncak bayangan lapangan bawah
Milky Way dari Puncak Bayangan

Setelah pos 4 ini masih ada satu bukit lagi yang harus didaki. Ada sedikiiiiiitt bonus berupa turunan. Setelah turunan itu tidak terasa kalau jalan sudah mulai menanjak lagi, ujug-ujug nafas ngos-ngosan saja. ha ha ha

sebelum puncak

Hati-hati melewati jalur ini, karena sangat sempit dan disebelah kanan jurang yang jika jatuh akan kesulitan mencari.

Beberapa meter sebelum puncak, dikiri jalan pas ada batu lumpang. Konon peninggalan Putri Campa yang pernah camping disitu.

monumen albatros
Kemudian tidak jauh dari watu lumpang, namun harus turun kekiri sekitar 5 meter ada monumen peringatan tempat jatuhnya Pesawat Albatros TNI AL pada tahun 1967.

puncak cemoro sewu
Puncak Cemoro Sewu berupa dataran yang tidak terlalu luas, banyak pohon cemara yang tumbuh disitu. -tapi jumlahnya tidak sampai seribu-

team campingremi, mendaki malam (pendakian I)
Aspala mendaki pagi Tik tok (pendakian II)
bapak-bapak muda

suami yang sayang istri, muncak untuk kedua kalinya

Jika menghadap Utara dikejauhan tampak landscape kawasan Mojokerto bagian Barat dan Jombang bagian timur lebih tepatnya kawasan Trowulan yang konon sebagai Ibukota Majapahit. masih di bagian Utara, dibawah kita akan kelihatan Puncak Songkro - kalau mau naik kesini lewatnya Mendiro (rumahnya Pak Wagisan)-

Di sebelah Timur ada Gunung Kukusan(yang lancip) dan gunung-gunung lain di sekitar Anjasmoro. Disebelah Selatan adalah puncak lain gunung Anjasmoro yang terpisahkan oleh jurang yang sangat dalam. -menurut Cak Kancil perlu Tiga Hari untuk turun kebawah dan naik lagi, karena dia pernah mengantarkan orang ke candi yang ada di lembah tersebut.

menuju area foto

Jika mau repot lagi dan tenaga masih berlebih, bolehlah berfoto di Area Foto. Tapi anda harus turun kebawah. Sebelum sampai akan melewati sebuah sheeting joint yang konon tempat bertapanya Putri Cempo.

disitulah dulu putri cempo bertapa
photo area, dipinggir jurang

Rekomendasi:

  1. Karena statusnya yang tidak pernah dibuka untuk pendakian, usahakan selalu untuk "kulonuwun" ke Pos Pendakian. Walaupun statusnya ilegal, namun jika kita ijin setidaknya akan ada yang menolong jika terjadi sesuatu diatas. Sekaligus bisa memberitahu anda sedang ada Patroli Tahura apa tidak. Daripada anda disuruh turun.
  2. Cukupi logistik ketika masih di basecamp, karena gunung ini tidak populer jadi tidak ada warung yang berjualan disana.
  3. Gunung ini sangat sepi, jadi jangan berbuat macam-macam. Hargai kearifan lokal.
  4. Jangan merusak apapun. Baik milik warga maupun milik alam. Karena anda adalah pendaki ilegal, hukumannya akan semakin berat jika ketahuan merusak atau bahkan mencuri.
  5. Bawa turun SAMPAHMU.
  6. Sinyal HP di tempat tertentu masih bisa ditemukan.
  7. Hati-hati jika membuat perapian, gunung ini rawan kebakaran hutan jadi pastikan api yang anda buat sudah padam ketika meninggalkannya.
  8. Hati-hati terhadap jalur, karena dibeberapa tempat jalur sempit bahkan ada yang longsor.
  9. Waktu terbaik berada dipuncak adalah sesudah subuh s.d. jam 09.00 karena setelah itu akan berkabut sampai sore. Kabut biasanya mulai di Pos 3.
Estimasi waktu pendakian*:

  1. Base Camp - Pos 1(Watu Tretes)  : 60 Menit
  2. Pos 1 - Pos 2 ( Lumpang)             : 60 Menit     
  3. Pos 2 - Pos 3 (Pring Rusak)          : 60 Menit
  4. Pos 3 - Pos 4 (Puncak Bayangan) : 60 Menit
  5. Pos 4 - Puncak Cemoro Sewu       : 30 Menit
* Perkiraan adalah waktu maksimal. Bisa Jauh lebih cepat untuk yang terbiasa mendaki dan berolahraga.
**disclaimer: pendakian dan pengambilan foto dilakukan pada tanggal 5 Juni 2021 dan 2 Oktober 2021.


Komentar

Postingan Populer