Berdampingan Dengan Penyandang Disabilitas Mental
Joget Bahagia (dok.pri) |
Seorang remaja tanggung,tiba-tiba datang, menyeruak diantara kerumunan kemudian asik berjoget, walaupun banyak orang berlalu lalang di sekitarnya. Bahkan banyak orang yang sengaja merekam, sekedar di share di grup WA maupun bahan konten di medsos.
Dia tetap
asik berjoget walaupun menjadi tontonan dari orang-orang disekitarnya. Beberapa
orang memberikan sekedar makanan, air minum, rokok bahkan ada yang menyawernya.
Rejeki dia hari itu.
Jogetannya natural,
sepertinya sudah mendarah daging. Seolah DNA-nya terbuat dari not balok yang menggerakan
otot-otot tubuhnya rancak mengikuti irama dangdut yang mengalun dari organ
tunggal di sebuah acara pemerintah.
Pakaiannya lusuh
tubuhnya kotor dan dekil, tapi dia tetap “cuek” sambil tersenyum dan tertawa bahagia,
sesekali menghisap rokok yang diberi oleh seseorang.
Joget Hanya Hobi
Mencari Rosok (dok.pri) |
Orang yang tidak mengenalnya pasti menganggap dia orang gila. Tidak salah memang orang menganggapnya demikian, setelah ditanyai oleh teman saya -kali ini bukan yang mirip Ivan Gunawan- baru tampak kalau anak ini mengalami disabilitas mental.
Asesment
yang dilakukan oleh teman saya tidak membuahkan hasil, karena anak ini lebih focus
melihat orang yang berlalu lalang sambil teriak jika melihat perempuan lewat
yang dirasa cantik.
Asesment yang gagal (dok.pri) |
Yang menarik, setelah music break untuk waktu yang lama, anak ini sibuk mencari sampah kardus dan botol palstik yang ada disekitar tempat acara.
Beberapa
karung sampah berhasil dia kumpulkan. Ditambah dengan hasil saweran cukuplah
kiranya untuk uang jajannya selama seminggu.
Ketika music
kembali mengalun, dia beranjak dari kursi tempat melepas lelah selepas mengumpulkan
rosokan. Kali ini lebih mendekat kepanggung utama. Kembali makanan dan minuman
dia dapatkan.
Setiap makanan
dan minuman yang diterimanya ditaruh di meja kemudian dia lanjut joget kembali.
Anak-anak kecil yang mungkin teman bermainnya, ikut berjoget bersama.
Ketika jeda
musik, terlihat dia memanggil teman-temannya untuk makan dan minum yang dia
dapatkan dari orang. Walaupun – maaf – mempunyai keterbatasan namun jiwa
berbaginya masih ada.
Namanya Imon
Rosadi, penduduk desa itu yang mengalami disabilitas mental. Pernah kabur
sampai ke Kabupaten Ngawi yang jaraknya ratusan Kilometer dari desanya.
Setiap
harinya dia mencari rosok, bahkan sampai ke desa lain disekitarnya dengan mengendarai
sepeda mini warna biru.
Dengan teman-teman
bermainnya sangat akrab, dan bisa berkomunikasi. Dia beruntung hidup di jaman
sekarang, dimana edukasi masyarakat sudah maju sehingga tidak terjadi perisakan
terhadap dirinya. Teman-teman kecilnya bisa menerima dia apa adanya. Warga yang
lain juga terlihat hanya tersenyum melihat tingkah Imon.
Dari caranya
berjoget yang selalu tertawa menandakan kehidupannya lepas tanpa beban. Tidak
ada intimidasi dari lingkungan sekitarnya. Penduduk desa tersebut sudah mahfum dengan
keadaan Imon.
Masa puber (dok.pri) |
Namun satu yang bisa menjadi bomerang jika tidak ada yang mendampingi. Seperti remaja lainnya dia sedang mengalami masa Pubertas. Dengan keterbatasan yang dia miliki, kemungkinan akan sulit mengendalikan diri.
Semoga
hanya bayangan saya saja. Tidak ada berita “Seorang Anak Muda berinisial IR dikeroyok
massa karena melakukan pelecehan seksual.”
Komentar
Posting Komentar