Pikiran Mengatur Tubuh di Gunung Pundak 1585 mdpl
Tulisan telah terbit juga di:
Jalan Kaki Itu Bergerak
Jalan kaki suatu pekerjaan yang tidak sulit, pada
dasarnya semua manusia bisa melakukannya. Jalan kaki memang suatu pekerjaan
yang monoton, melangkahkan kaki maju kedepan. Yang membuat jalan kaki menarik
adalah pemandangan yang disepanjang rute yang kita pilih. Setiap rute memiliki
landscape yang berbeda. Apakah kita mau berjalan ditotoar dengan pemandangan
taman dan gedung-gedung perkotaan. Berjalan di gang-gang sempit dengan suasana
perumahan yang padat. Berjalan di sepanjang sungai dengan air dan tentunya
sampah yang hanyut. Menyusuri jalan desa dengan pemandangan persawahan. Atau
mungkin lebih memilih jalan yang mendaki menyusuri jalan setapak di dalam
hutan. Bahkan berjalan didalam Mall dengan kesejukan artifisial. Semua itu
pilihan dan tergantung dari keinginan masing-masing. Yang jelas jalan kaki adalah
kegiatan yang bertumpu pada kekuatan dan kemauan kita sendiri. Tidak secepat
dan seletih berlari, namun memberi jaminan untuk mencapai tujuan.
Jalan kaki di Gunung Pundak 1585 mdpl
Berjalan kaki di pegunungan memberi sensasi
tersendiri. Menghadapi Jalan menanjak, nafas yang selalu ngos-ngosan.
Batu-batu berlumut dan akar pohon seolah seperti kaki pesepak bola yang siap
menghadang langkah kita. Semak-semak yang perlu kita sibak karena mereka
menyembunyikan jalan. Dedaunan di ujung
dahan yang bergoyang bak seirama hembusan angin. Tatapan curiga dari
para monyet yang bertengger di pohon mengiringi langkah kita. Teriakan liar
dari rusa-rusa di penangkaran menambah suasana semakin riuh. Ditambah dengan
mendung pekat dan gerimis semakin menguatkan tekanan mental untuk memilih,
tetap melanjutkan perjalanan atau pulang.
Suasana seperti itulah yang menyergap kami ketika berjalan
menyusuri jalan setapak di Gunung Pundak
Claket/Pacet. Gunung yang tidak terlalu tinggi dan cocok untuk siapapun
mendakinya. Baik trail runing/berlari, Tiktok/Jalan Kaki - seperti kami- atau berkemah.
Untuk mencapai gunung ini, kami menyewa elf mengingat rombongan
kami -Aspala- berjumlah 15 orang dengan rentang usia 11 tahun sampai 50 tahun. Selain itu agar anggota
Aspala bisa istirahat setelah berjalan kaki, tidak menyetir.
Ada dua jalur untuk masuk di Pos Pendakian Gunung
Pundak yang masuk dalam pengelolaan Tahura R. Soerjo. Kami melewati Pemandian
air panas Pacet – karena ini Kawasan wisata, setiap orang membayar Rp 15,000-.
Setelah itu elf bergerak naik melalui jalan beton melewati kolam pemandian air
panas. Ternyata letaknya tidak jauh setelah pemandian -hati-hati karena ada
satu tikungan yang sangat curam, jadi kendaraan harus gigi 1-
Setiba di Pos Pendaftaran yang juga merupakan
Basecamp. Tersedia berbagai fasilitas mulai dari, masjid tempat parkir yang
luas, warung, kamar mandi dan tentunya pos pendaftaran. -kami melakukan daftar
ulang saja, sebelumnya sudah mendaftar online-
Base Camp/Pos Pendaftaran ke Pos 1
Jalan kaki dimulai dari sini. Jalur Basecamp ke Pos 1 tidak sulit. Masih aspal yang lebar dan pohon palem di kiri kanannya. Agak naik di sebelah kanan jalan ada penangkaran rusa. – jika tidak berniat naik bisa melihat rusa disini, monyet liar juga banyak sekali-. Setelah aspal baru masuk ke jalan setapak yang terbuat dari paving.
Disekitar jalan setapak ada gazebo-gazebo untuk istirahat. Lepas paving
baru kemudian jalan tanah yang disampingnya terdapat pipa air. Tidak lama untuk
sampai Pos1 – yang sudah rubuh-. Disebelahnya ada Tandon air juga disediakan
kran, jadi jika botol anda kosong dapat mengisinya disitu. Estimasi waktu yang
diperlukan untuk mencapai Pos 1 sekira 15 menit. -bisa lebih bisa kurang
tergantung tingkat kesantaian anda berjalan-.
Pos 1 Ke Pos 2
Jalan cukup menanjak sampai Pos. Pipa air masih menemani kita disini.
Berbeda dengan Pos 1 yang roboh, di Pos 2 ini ada gubug yang bisa dipakai untuk
istirahat duduk dan berteduh. Sekitar 1 jam untuk melalui medan ini.
Pos 2 Ke Pos 3
Merupakan jalur datar, bonus bagi anda. Dan ini pasti diluar ekpektasi jika melihat medan dari Pos 1 ke 2 yang sangat menanjak. Jalannya benar-benar datar tidak perlu tenaga berlebih untuk berjalan disini. Jalur ini merupakan hutan bambu dan melewati jembatan.
Jika malam hari mungkin suasananya
“berbeda”. Anda juga akan mendapati
sumber air, yang sudah disediakan pipa agar lebih mudah untuk mengambil air. Lebih kurang 15 menit waktu yang dibutuhkan
untuk melewati jalur ini.
Pos 3 Ke Puncak.
Pos 3 ini berada di hutan yang menjadi batas vegetasi. Suasana di tempat ini mengingatkan kita pada film Avatar. Pepohonan disini mempunyai sulur dan banyak bebatuan yang berlumut. Lumayan untuk duduk sejenak disini ambil nafas untuk melalui perjalanan selanjutnya. Setelah itu medannya adalah tanjakan ekstrim dan sudah masuk ke vegetasi ilalang.
Begitu melewati hutan ini anda akan disuguhkan sebuah savana yang tinggi, dan dibelakangnya tampak merekah Puncak Gunung Welirang.
Tenang tujuan anda bukan disitu, anda akan belok kanan menanjak beberapa saat dan melewati ilalang. Karena tanjakan dan medan yang licin maka sedikit butuh konsentrasi lebih untuk melewatinya.
Ujung
dari jalur ini adalah puncak Gunung Pundak 1585 Mdpl, yang ditandai dengan
Plakat dan tiang bendera.
Puncak Gunung Pundak 1585 Mdpl
Puncak gunung ini berupa dataran yang luas
bersebelahan dengan Puncak Puthuk Siwur – walaupun berdekatan tidak ada akses
ke masing-masing-. Pemandangan disini cukup indah. Namun sayang, kedatangan kami
pagi itu disambut gerimis dan mendung tebal -sejak basecamp, kami sudah
kehujanan-. Sehingga puncak Welirang
tidak nampak karena tertutup awan mendung. Puncak-puncak di Gugusan Pegunungan
Anjasmoro kelihatan sambung menyambung dari sebelah barat hingga di sebelah
Timur akan tampak Gunung Penangungan.
Perjalanan Turun
Perjalanan turun tentunya melewati jalur yang sama dengan kita naik. Tidak banyak hambatan namun jika kondisi hujan atau setelah hujan -seperti kami saat itu- jalur menjadi lebih licin dari biasanya.
Tetap waspada karena banyak akar dan batu
yang siap menjadi sandungan jika kita terlena. Untuk turun bisa lebih cepat +/-
dalam waktu 1 Jam sudah sampai di basecamp kembali. Tapi Jika ingin
berlama-lama- menikmati perjalanan, tidak dilarang.
Berjalan kaki di Gunung Pundak -kurang lebih 3 Jam PP-
sangat cocok bagi kita yang ingin
bergerak, keluar dari rutinitas yang membuat kita immobilitas.
Esensi
Ini tentang perjalanan dengan berjalan kaki. Bukan
jalan kaki yang berolahraga, karena kita tidak berkompetisi. Pikiran mengontrol
tubuh sehingga persiapan dan perencanaan tetap diperlukan. Berapa banyak air
minum dan makanan yang harus kita bawa. Sepatu atau sandal yang nyaman.
Semuanya harus dipersiapkan, bawalah apa yang sekira akan dibutuhkan. Karena
berjalan di alam sulit ditebak kondisinya.
Tidak perlu berpikir rumit jika berjalan kaki, cukup niat dan kemauan untuk mencapai sebuah puncak. Cukup dengan itu, maka kita akan dibukakan jalan yang tidak terduga, entah itu berupa teman-teman yang se-ide dan mempunyai keinginan yang sama. Waktu yang tiba-tiba luang dan masih banyak lagi.
Jika ingin
berjalan, berjalanlah, tanpa perlu mencari makna dari berjalan kaki.
Komentar
Posting Komentar